karena obrolan sederhana dengan gilang senjakala, tentang minimnya sumber dalam mempelajari navigasi, atau kalau pun ada hal itu kurang mendalam, atau kalau pun ada itu susah dipahami. saya mencoba menulis dan mempublishnya. semoga bermanfaat.
wilandika:apa yang kamu lakukan kalo kamu ter sesat?
saya pikir, mencoba untuk berusaha tetap tenang (merupakan hal cukup bijaksana) itu yang pertama, kedua ngingat-ngingat kembali jalan yang barusan dilalui dan atau mencari patokan sebagai suatu orientasi dimana kamu bisa menemukan jalan mana yang akan kamu tuju, terakhir kamu bertanya sama orang yang lewat atau sama orang yang lagi nongkrong.
misal:
Budi Sedang Tersesat:"aduh saya tersesat nihhh,,,"
BST dia berkata pada diri sendiri:"tenang bud,,,ntar juga bakal balik ko,,,"
BST:"okei,,,aku harus tenang"
BTS:"satau saya, saya sedang tersesat disebuah pertigaan di daerah geger kalong"
"pertigaan itu menghadap ke barat, ke utara, ke selatan"
"dan setau saya pertigaan yang menghadap ke utara, itu ke arah lembang,"
"dan setau saya juga, rumah saya berada pada satu arah dengan arah lembang,yaitu ke utara"
"untuk lebih meyakinkan analisis saya, lebih baik saya bertanya"
akhirnya budi pun bertanya dan ternyata benar, arah rumah budi sejajar dengan arah utara atau munuju arah lembang, dan akhirnya budi pun mengambil jalan itu.
tulisan di atas menggambarkan bagaimana pola pikir manusia, terhadap apa yang terjadi dengan dirinya dan berusaha memecahkan masalahnya, dengan mencari jalan keluar.
itu terjadi di daerah perkotaan atau pedesaan, karena sangat mudah mencari patokan dan bisa langsung bertanya pada orang disekitarnya.
lain halnya jikalau kamu tersesat diluasnya samudra, dalamnya lautan, tingginya langit, rapatnya tebing, lebatnya hutan, dipuncak gunung, ditengah-tengah gurun pasir dan di dinginnya kutub alaska sana...hehehehee
nah itu yang akan saya ulas dalam catatan navigasi yang kedua.
dadah
Writer : Wilandika
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment